Demo di Depan Kantor Gerindra, FPN dan Gemak Desak Prabowo Tangkap Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono

 

Massa FPN dan Gemak gelar aksi di depan kantor DPP Partai Gerindra 


AKSIOMA.CO.ID, Jakarta -  Ratusan massa dari Front Pergerakan Nasional (FPN) dan Gerakan Masyarakat Anti Korupsi (Gemak) menggelar aksi unjuk rasa yang penuh semangat di depan kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan. Dalam aksi yang memanas itu, mereka menuntut penangkapan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), yang diduga terlibat dalam kasus korupsi besar di Kementerian BUMN dan proyek fiktif PT Telkomsel. Rabu (09/10).


Seruan keras dari demonstran tidak hanya ditujukan kepada Sakti Wahyu Trenggono, tetapi juga kepada Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden terpilih. Massa menagih janji Prabowo yang pernah berkomitmen akan memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya dan tidak akan memasukkan tokoh yang terlibat korupsi dalam kabinetnya. 


Dalam aksinya, massa FPN dan Gemak melontarkan kritik tajam kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuduh lembaga tersebut lamban dan tak efektif dalam menangani kasus yang melibatkan Sakti Wahyu Trenggono. Mereka mencurigai adanya konflik kepentingan di dalam tubuh KPK terkait kasus korupsi ini, mengingat keterlibatan Trenggono sebagai donatur besar Tim Kampanye Nasional (TKN) Pilpres 2019.


"Mereka tak hanya harus menangkap Trenggono, tapi juga harus membersihkan konflik kepentingan yang ada di KPK," seru Koordinator Aksi Gemak, Don Sukri C., di hadapan massa yang semakin memanas. 


Gerindra Janji Tindak Lanjuti Aspirasi, Tapi Massa Tak Puas


Tiga perwakilan dari FPN diterima masuk ke dalam kantor DPP Gerindra untuk bertemu dengan perwakilan partai. Mereka diberi tahu bahwa surat tuntutan yang telah diajukan seminggu lalu masih dalam proses dan segera disampaikan kepada Prabowo Subianto. Namun, respons ini tampaknya belum cukup memuaskan para pengunjuk rasa.


"Kami akan terus berdemo sampai tuntutan ini dipenuhi. Jika Trenggono tetap dilantik sebagai menteri, maka kami akan melakukan demo besar-besaran di kementerian tempat ia ditempatkan," ancam Ketua Umum FPN, Dos Santoso, dengan tegas.


Dalam orasi mereka, FPN dan Gemak menyatakan bahwa korupsi adalah musuh bersama yang harus diberantas habis-habisan. Mereka menekankan pentingnya rakyat Indonesia untuk bersatu melawan korupsi yang merugikan negara dan merusak kepercayaan publik.


"Proses transisi kekuasaan ke pemerintahan Prabowo harus diikuti dengan langkah tegas dalam memberantas oknum pengkhianat negara yang korupsi. Rakyat harus bergerak bersama mengawal pemerintahan baru agar bersih dari segala tindakan korupsi," tambahnya dengan semangat.


Setelah menyampaikan aspirasi di kantor DPP Gerindra, massa aksi dari FPN dan Gemak melanjutkan aksi mereka di depan gedung KPK. Mereka menuntut agar KPK segera mempercepat proses penyelidikan dan menindak tegas Sakti Wahyu Trenggono, yang mereka anggap sebagai simbol kebobrokan sistem dalam tubuh pemerintahan.


Aksi unjuk rasa ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap proses pemberantasan korupsi di Indonesia yang dinilai masih penuh dengan kepentingan politik dan cenderung memihak. FPN dan Gemak berjanji tidak akan berhenti sampai keadilan benar-benar ditegakkan.



Topik Terkait

Baca Juga :